Assalamu’alaikum wr wb
sawaddee kha
Yuli amiati adalah nama yang diberikan orang tuaku sejak aku
lahir, aku anak terakhir dari 3 bersaudara dan dilahirkan dikota Jakarta pada
tanggal 31 juli 1996, sejak usiaku 3 tahun aku dibesarkan dikota jepara. Sebuah kota yang terkenal dengan sebutan “kota
ukir”
Asal nama Jepara berasal dari perkataan
Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti
sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Singkat
cerita, tokoh Ratu Kalinyamat sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang
sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir
Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala TRUS KARYA TATANING BUMI atau terus bekerja keras membangun daerah.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala TRUS KARYA TATANING BUMI atau terus bekerja keras membangun daerah.
Kini aku sedang menempuh pendidikan
diploma III di salah satu akademi kebidanan kota kudus, yang lebih tepatnya di
AKBID PEMKAB KUDUS.
Tak pernah terfikirkan sebelumnya untuk terjun
ke dalam dunia kesehatan apalagi untuk menjadi seorang bidan karna resiko yang
begitu berat untuk menjadi “ ujung tombak kesehatan”. Dan pada akhirnya aku
mendapat suatu pesan dari guruku “kalo kamu belajar dan bekerja dalam dunia
kesehatan,setidaknya jika orang tuamu sakit kamu bisa merawatnya sendiri” Pada
saat itu juga aku mengiyakan untuk menjadi seorang bidan.
Desa mindahan mempunyai club sepak bola yang bernama SENOPATI FC, Mempunyai lapangan sepak bola di depan SDN 1 mindahan, mempunyai lapangan basket, lapangan tenis, panjat tebing,lapangan volly di depan kantor kecamatan batealit
Didesaku terdapat seorang bidan desa yang bernama Septiana Widi, beliau memberi banyak pengetahuan tentang kebidanan kepadaku.
Program
yang sudah ibu widi jalankanakan, yaitu :
1.
Posyandu
2.
Pertemuan bidan
3.
UKBM
4.
Penyuluhan
5.
Pelayanan PKD
6.
Puskesmas
Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah
kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
yang dibantu oleh petugas kesehatan, di dalam program posyandu ibu widi
melakukan penyuluhan, imunisasi, dan PMT. Di desa mindahan terdapat terdapat 9
pos yang terbagi menjadi 8 pos untuk balita dan 1 pos untuk lansia.- Posyandu balita dilaksanakan menggunakan sistem pertanggal atau perhari dari jam9-11
- Posyandu untuk lansia dilaksanakan 1bulan sekali
Posyandu dilakukan dengan sistem 5
meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A dosis tinggi.
- Pembagian pil KB atau kondom.
- Pengobatan ringan.
- Konsultasi KB.
Kesulitan
yang ditempuh bu septiana widi di desa mindahan tidaklah sedikit, penyesuaian
dengan masyarakat yang sulit memahami tujuan seorang bidan desa, mensejajarkan
maksud dari bidan desa yang tidak dimengerti masyarakat dan terlalu banyak
tugas bidan desa yang harus dilaksanakan bidan desa. Namun, tak henti bu widi
berusaha menjadi bidan desa yang terbaik, beliau terus berusaha menjelaskan
kehadiran seorang bidan desa, dan akhirnya kini masyarakat mendukung segala
program yang dilaksanakan bu widi di desa mindahan.
Semenjak
bu widi menjadi bidan desa suka duka yang dilalui pun tak kalah banyaknya dengan
kesulitan yang ditempuh beliau selama menjadi bidan desa hingga sekarang.
“sebanyak apapun duka yang telah aku lalui
ketika menjadi bidan desa itu bukan sebuah beban atau hal menyedihkan. Namun
sebagai bunga kebahagiaan dan motivasi diri untuk menjadi bidan yang terbaik
untuk desa batealit.” Ungkapnya.
Pernyataan
bu widi sangat menggugah hatiku untuk menjadi bidan, seorang bidan yang
profesional, berjiwa wirausaha dan beriman.
Semoga
kelak keinginanku untuk menjadi seorang bidan terwujud. Amiiiiinn.
Do’akan
aku yaaaa ~
Sepertinya
aku sudah banyak bercerita tentang kehidupanku, mungkin lain kali aku akan
posting tetang hal lain yang sama menariknya dengan postinganku kali ini.
Oke,
see you next time gaes
Terimakasih
Khob
kun kha.

